SCICOMLAB.ORG- Sejak kami nulis soal ChatGPT kemarin, kami cari-cari informasi lain soal ChatGPT ini. Kemudian nemuin artikel di website BR24 di Jerman “ChatGPT – Schafft die KI das bayerische Abitur?”. Nah karena artikel ini ditulis pakai bahasa Jerman, kami kemudian coba jelasin apa sih isi artikelnya.
Artikel ini kira-kira bahas soal chatGPT kalau dipakai untuk ujian kelulusan SMA. Artikel ini juga bisa jawab keraguan kalian soal bisa gak sih nih AI lulus ujian. Karena kami sempat kagum sama dia karena produk AI yang satu ini udah lulus ujian hukum di Universitas Minnesota dan ujian administrasi bisnis Universitas Pennsylvania. Kan wow banget!
Bisa gak sih ChatGPT soal-soal ujian ?
Baru-baru ini di Bavaria Jerman, ada sebuah eksperimen untuk lihat kemampuan ChatGPT ngerjain test ujian kelulusan. Namanya Bavarian Abitur. Abitur ini kayak tes untuk nentuin anak di jenjang SMA untuk masuk ke universitas atau vokasional.
Eksperimen ChatGPT ini dilakuin oleh BR24 AI dan Automation Lab, Christian Schiffer & Philip Gawlik. Mereka berdua ngajak guru-guru SMA di Bavaria untuk ngoreksi jawabannya nanti. Soal yang mau dikerjain ChatGPT ini diambi dari tes tahun 2022.
Hasilnya, eksperimen ini nunjukin kalau AI bisa ngerjain beberapa soal dengan cukup baik, tapi dia gagal di beberapa soal. Artinya ya ChatGPT gak pinter-pinter banget dan bisa jadi masalah.
Beberapa guru yang diminta ngoreksi jawabannya bilang kalau hasil kerjaan ChatGPT ngasih nilai yang gak begitu baik. Bahkan dianggap gagal. Yang bikin ngakak, saat diminta ngasih jawaban soal karya teks penulis Austria Christoph Ransmayr, dia ngawur. Trus waktu disuruh jawab soal essay Matematika, chatGPT juga gak paham sama pertanyaannya, terkadang perhitungan yang gampang dibikin rumit.
Yang lebih unik, ChatGPT dapat skor terendah untuk jawab soal ilmu komputer. Padahal kan seharusnya dia dapat ngerjain dengan mudah kan, ya karena AI juga berbasis coding. Yang menarik soal ini, ChatGPT jawab bahasa pakai bahasa pemrograman yang berbeda yaitu Python dan Java.
Pak Herman Kees Bilang: “Tidak Terlalu Buruk Kok…“
Pak Guru Herman Kees, guru ilmu komputer dari Josef-Bernhard-Gymnasium di Türkheim di Unterallgäu bilang yang sedikit berbeda dengan beberapa guru lain. Dia bilang ya wajar ChatGPT jawabannya sedikit ngawur, karena kan memang dia gak disiapin khusus buat ikutan tes Bavarian Abitur. Untuk ukuran data input yang umum, ya lumayanlah dia bisa jawab soal.
“Dia baru nyobain ngerjain soal sih, dan tidak terlalu buruk lah.” kata Pak Kees dengan omongan yang diubah pakai dialog ala SCICOMLAB.
Secara umum sih eksperimen ini nunjukin kalau ChatGPT hasilnya punya variasi di tiap subyek pelajaran yang diujikan. Tapi yang menarik, ChatGPT itu gak minderan kayak mahasiswa galau. Dia tuh ‘Pede’ untuk jawab soal apapun. Terus dia tuh pinter ‘muter-muterin’ jawaban. Jadi kalau misalnya dia gak tahu atau gak paham ya jawabannya dibikin panjang terus ‘ngeles’ kayak Politisi kalau ditagih janjinya waktu kampanye. ChatGPT ini cocoknya memang untuk ngerjain soal sederhana, kalau buat pertanyaan yang ribet (kompleks) ya butuh banyak latihan juga. Haha.
Photo: BR24