Muammar Syarif, The Conversation
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam banyak kasus, ilmu pengetahuan telah membawa kemajuan yang luar biasa dalam berbagai bidang kehidupan.
Para peneliti Indonesia telah berupaya untuk menemukan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Namun, sayangnya hasil penelitian mereka seringkali hanya tersimpan dalam jurnal ilmiah atau disampaikan dalam forum-forum akademis. Padahal, ide-ide brilian yang dihasilkan oleh para peneliti perlu disampaikan secara luas kepada masyarakat agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk “membumikan” ilmu pengetahuan agar dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Bagaimana agar ilmu pengetahuan dan hasil penelitian dari para peneliti dan akademisi bisa menjangkau masyarakat lebih jauh?
Dalam episode SuarAkademia terbaru, kami berbincang dengan Ilham Akhsanu Ridlo dari Universitas Airlangga mengenai pentingnya komunikasi sains.
Menurut Ilham, komunikasi sains merupakan suatu metode komunikasi yang dirancang untuk membantu masyarakat memahami ilmu pengetahuan dengan lebih mudah. Melalui komunikasi sains, informasi ilmu pengetahuan dapat disampaikan dengan cara yang jelas dan mudah dipahami.
Di era digital seperti sekarang, Ilham mengatakan, komunikasi sains bisa dilakukan dengan banyak pendekatan seperti membuat sebuah utas dengan bahasa yang sederhana di Twitter, memvisualisasikan hasil penelitian dengan infografis yang bisa diunggah di Instagram, dan beberapa cara lain sehingga masyarakat bisa memahami hasil penelitian dengan bahasa yang lebih sederhana.
Ilham menambahkan kolaborasi antara ilmuwan dan media populer juga sangat penting. Peran media populer dalam mengemas temuan dari penelitian agar lebih mudah dibaca dan dipahami masyarakat dapat mendorong kemajuan komunikasi sains.
Simak obrolan selengkapnya di SuarAkademia – ngobrol seru isu terkini, bareng akademisi.
Muammar Syarif, Podcast Producer, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.